Long time no see
Ternyata sudah sebulan lebih aku tidak menulis disini, sekedar posting puisi jelek, atau pengalaman tidak lucu yang sedikit dibuat-buat, lho? Daripada ngomong gak bener, mari kita lihat, apa saja sih kegiatan yang membuat blog kosong melompong selama sebulan?
Aku ujian semester untuk yang pertama kalinya, yah, benar sekali, aku tidak belajar, hanya optimis dan pede yang memaksaku mengisi lembar demi lembar kertas ujian.
Ujian pertama, akuntansi, mati aku! demikian teriakku, bagaimana tidak, aku lupa, bahwa pelajaran akuntansi harus buka buku supaya bisa mengerjakan, paling tidak harus latihan berkali-kali, atau paling tidak lagi ya baca teori, ah masa iya? hasilnya aku cuma menjawab satu soal dari sekian banyak soal yang ada, berharap pada keajaiban dan nilai UTS yang lumayan.
Setelah akuntansi yang menguras tenaga karena pusing mikir bagaimana membuat kalimat karangan yang ternyata isinya angka-angka, hahahaha, bodohnya aku! akhirnya bisa benapas lega begitu ujian bisnis berlangsung, dengan semangat 45 aku selesaikan ujian dengan senyum lebar, lega, dalam hati pasti dapat A, nanti kita lihat.
Pelajaran lain seperti bahasa inggris, yang membuatku kecewa karena yang diujikan ternyata sama persis polanya dengan yang di kasihkan selama pelajaran, harapanku, ada improvisasi, masa iya, kita harus menghapal jawaban-jawaban latihan soal untuk bisa menjawab soal ujian, mirip sekali dengan guru bahasa inggris jaman sekolah menengah atas kelas 2 dulu, plis deh!
Bagaimana dengan matematika ekonomi? begini ceritanya, dosen ini seorang ibu muda, cuti melahirkan anak pertama dan digantikan oleh asisten yang ternyata berstatus suami dari sang ibu itu sendiri. Pertemuan pertama, kecewa, kenapa? no comment, hahahahaha begitu jawaban salah seorang teman ketika seorang teman lainnya mengkritik habis-habisan cara mengajar asdosnya. Aku akui memang, penyampaian kritiknya jauh dari oke, kebanyakan hanya berisi pendapat pribadi yang mengharap bapak X mengajar dengan cara Y, dengan bahasa yang, well, jauh dari kesan polite kepada seorang yang lebih tua, dan one more thing, justru dianya lah yang terkesan menggurui, hasilnya, sang asdos sedikit terusik dengan penyampaian hal tersebut.
Mari kita lupakan saja hal tersebut, beberapa kali sang anak sharing denganku tetapi hasilnya tetap sama, nol besar karena dia tidak ada perasaan legowo dan tetap menganggap dirinya benar, non sense lah! I don't get it what he wants!
Satu hal yang menarik adalah fenomena dosen mikro ekonomi, di awal kedatangan beliau, hampir semua orang minta referendum mengganti dosen dengan alasan bermacam-macam, aku sendiri suka dengan cara pengajaran, di awal semester, yang di tengah perjalanan waktu ternyata menjadi melenceng dari pakem awal, merunut pada julia roberts di film monalisa smile, mengajar diluar buku, kenyataannya di tengah semester menjadi text book even tidak sampai 100%.
Inti dari semester pertama adalah dosen komputer, aku sampai habis komentar tentang beliau, maunya di hormati, typical megalomaniac, tetapi apa yang disampaikan bertolak belakang. Contohnya begini, ah, nggak jadi, males ngomongin beliau, gak fair! sumpah!
Akhirnya aku tetap merasa bersyukur dengan apa yang diperoleh di semester pertama, IPku sungguh memuaskan untuk seorang yang cuma bermodal pede, semester depan, kita lihat saja nanti.....
Aku ujian semester untuk yang pertama kalinya, yah, benar sekali, aku tidak belajar, hanya optimis dan pede yang memaksaku mengisi lembar demi lembar kertas ujian.
Ujian pertama, akuntansi, mati aku! demikian teriakku, bagaimana tidak, aku lupa, bahwa pelajaran akuntansi harus buka buku supaya bisa mengerjakan, paling tidak harus latihan berkali-kali, atau paling tidak lagi ya baca teori, ah masa iya? hasilnya aku cuma menjawab satu soal dari sekian banyak soal yang ada, berharap pada keajaiban dan nilai UTS yang lumayan.
Setelah akuntansi yang menguras tenaga karena pusing mikir bagaimana membuat kalimat karangan yang ternyata isinya angka-angka, hahahaha, bodohnya aku! akhirnya bisa benapas lega begitu ujian bisnis berlangsung, dengan semangat 45 aku selesaikan ujian dengan senyum lebar, lega, dalam hati pasti dapat A, nanti kita lihat.
Pelajaran lain seperti bahasa inggris, yang membuatku kecewa karena yang diujikan ternyata sama persis polanya dengan yang di kasihkan selama pelajaran, harapanku, ada improvisasi, masa iya, kita harus menghapal jawaban-jawaban latihan soal untuk bisa menjawab soal ujian, mirip sekali dengan guru bahasa inggris jaman sekolah menengah atas kelas 2 dulu, plis deh!
Bagaimana dengan matematika ekonomi? begini ceritanya, dosen ini seorang ibu muda, cuti melahirkan anak pertama dan digantikan oleh asisten yang ternyata berstatus suami dari sang ibu itu sendiri. Pertemuan pertama, kecewa, kenapa? no comment, hahahahaha begitu jawaban salah seorang teman ketika seorang teman lainnya mengkritik habis-habisan cara mengajar asdosnya. Aku akui memang, penyampaian kritiknya jauh dari oke, kebanyakan hanya berisi pendapat pribadi yang mengharap bapak X mengajar dengan cara Y, dengan bahasa yang, well, jauh dari kesan polite kepada seorang yang lebih tua, dan one more thing, justru dianya lah yang terkesan menggurui, hasilnya, sang asdos sedikit terusik dengan penyampaian hal tersebut.
Mari kita lupakan saja hal tersebut, beberapa kali sang anak sharing denganku tetapi hasilnya tetap sama, nol besar karena dia tidak ada perasaan legowo dan tetap menganggap dirinya benar, non sense lah! I don't get it what he wants!
Satu hal yang menarik adalah fenomena dosen mikro ekonomi, di awal kedatangan beliau, hampir semua orang minta referendum mengganti dosen dengan alasan bermacam-macam, aku sendiri suka dengan cara pengajaran, di awal semester, yang di tengah perjalanan waktu ternyata menjadi melenceng dari pakem awal, merunut pada julia roberts di film monalisa smile, mengajar diluar buku, kenyataannya di tengah semester menjadi text book even tidak sampai 100%.
Inti dari semester pertama adalah dosen komputer, aku sampai habis komentar tentang beliau, maunya di hormati, typical megalomaniac, tetapi apa yang disampaikan bertolak belakang. Contohnya begini, ah, nggak jadi, males ngomongin beliau, gak fair! sumpah!
Akhirnya aku tetap merasa bersyukur dengan apa yang diperoleh di semester pertama, IPku sungguh memuaskan untuk seorang yang cuma bermodal pede, semester depan, kita lihat saja nanti.....
0 Response to "Long time no see"
Posting Komentar