20.34
|
Posted by jokosan
Senyum malu-malu sekelompok anak berlarian lalu-lalang di sekitar kami dalam perjalanan menuju kampung budaya Sindangbarang. Berdasarkan sumber naskah Pantun Bogor dan Babad Pajajaran, kampung budaya Sindangbarang yang terletak di desa Pasir Eurih, Tamansari, Bogor merupakan kampung yang pertama ada di Tatar Sunda. Mudah sekali untuk menuju ke sana, dengan menggunakan angkot 02 dari Stasiun Bogor menuju Bogor Trade Mall (BTM), kemudian dilanjutkan dengan angkot 03 SB (Sindangbarang), turun di depan jalan masuk kampung Pasir Eurih dilanjutkan berjalan kaki.
|
Berebut gunungan-1 |
|
Berebut gunungan-2 |
Pagi ini matahari bersinar cerah setelah di hantam hujan beruntun hari sebelumnya. Sepertinya sudah ada kesepakatan antara alam dan para tetua di kampung itu dalam puncak acara Seren Taun ini hujan di hentikan dahulu. Seren Taun yang dalam adat Sunda adalah upacara penyerahan hasil panen padi untuk di simpan di dalam lumbung, atau dalam bahasa Sunda di sebut leuit, merupakan upacara perwujudan ucapan syukur berupa penyerahan hasil panen tahun sebelumnya dan mengharap kepada Tuhan tahun yang akan datang diberikan panen yang melimpah lagi. Seren dalam bahasa Sunda berarti serah atau penyerahan, dan Taun yaitu tahun.
|
Berbagi hasil gunungan |
Perjalanan selama hampir dua puluh menit menuju lokasi tak terasa, beberapa petak sawah, kebun masyarakat, serta antusiasme masyarakat yang terlihat menghapus jejak lelah langkah kaki. Alunan gamelan Sunda terdengar semakin kencang saat langkah kaki semakin mendekat ke lokasi upacara. Sudah lama sekali gamelan Sunda ini jarang terdengar kecuali dalam bentuk kaset rekaman di pesta pernikahan atau restoran bergaya Sunda.
|
Sesajen di depan leuit |
Semakin tersingkirnya budaya Sunda menumbuhkan keprihatinan bagi sebagian masyarakat Sunda. Pendirian kampung adat dan kembali melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan budaya Sunda diharapkan sebagai langkah awal untuk menumbuhkan kembali jati diri adat budaya Sunda. Sebagai informasi tambahan, kampung budaya Sindangbarang menyediakan aneka paket edukatif dan informatif seluk beluk masyarakat dan budaya Sunda, atau hanya sekedar one-day trip untuk mengetahui budaya Sunda juga bisa. Pemasukan uang dari aneka paket dan kegiatan di manfaatkan masyarakat kampung tersebut untuk memajukan kebudayaan.
Bunyi teriakan, sahutan, gelak tawa, kaki yang berlarian, peluh yang berjatuhan, serta panas matahari yang menyengat tidak menyurutkan antusiasme masyarakat berebut gunungan dan seserahan yang di sediakan oleh para keluarga. Rebutan gunungan dan seserahan di laksanakan setelah seluruh hasil panen padi di masukan ke dalam leuit dalam upacara singkat namun penuh makna. Para tetua berdoa di depan leuit kepada Tuhan atas panen yang melimpah dan mengharap agar di berikan panen yang melimpah kembali di tahun yang akan datang. Dalam kepercayaan Sunda Wiwitan, upacara Seren Taun sebagai bentuk penghormatan kepada Nyi Pohasri Sang Hyang Asri atau Dewi padi dan kesuburan.
|
Aneka kesenian sunda-1 |
|
Aneka kesenian sunda-2 |
|
Pencak silat |
Setelah lelah berebut gunungan dan seserahan, masyarakat dihibur dengan aneka kesenian Sunda, mulai dari pencak silat yang mempertemukan para jago kanuragan, serta tari-tarian budaya Sunda.
|
Foto bersama Andrii & Danii dengan para penari |
Kalau bukan kita, siapa lagi yang akan melestarikan keanekaragaman budaya?
0 Response to "Seren Taun: ucapan syukur Urang Sunda"
Posting Komentar