Irianti, namanya
Irianti namanya, aku panggil ia Ria. Namanya diberikan Ibuku saat ia lahir, bapaknya sedang tugas di Irian (Papua), sehingga ia diberikan nama itu, lengkapnya sendiri aku belum tahu. Ia keponakanku nomor sekian, sudah nggak hapal saking banyaknya.
Sore tadi mbak Erna (ibunya) sms ke aku, "telpon sini, Ria manggil-manggil terus". Saat aku telpon, suara riang kecilnya langsung menyapa "om..om..", umurnya baru setahun lebih, tetapi kelakuannya sudah lagaknya anak umur empat tahun. Ia sudah bisa berlari-lari dengan kaki kecilnya, ia sudah jelas memanggil orang-orang terdekatnya, bapak-ibu-mamas-om-mbah-tante (yang ia panggil dengan ante), dan ia lincah, tidak pemalu.
Aku sendiri gak tahu kenapa ia begitu suka denganku, kami hanya bertemu sesekali, dan ia hanyalah anak kecil yang polos. Setiap pagi ia menggedor-gedor pintu dengan memanggil namaku, berusaha main denganku, disaat aku masih ngantuk. Anaknya tidak bisa diam, mungkin karena aku meladeni semua kemauannya, ia jadi kepincut sama aku. Mainan bola, lari kesana kemari, makan cokelat, dan sebagainya. Satu hal yang ternyata sangat ia sukai, ia gemar berdendang dan menyanyi. Ibunya membelikan video lagu anak-anak semacam cicak-cicak di dinding; lihat kebunku; naik-naik ke puncak gunung; dan sebagainya, ia sangatlah senang, tak mau berhenti bernyanyi.
Jikalau malam tiba, kadang ia merepotkan, bolak-balik ke rumahku diantar oleh ibunya, hanya karena memanggil namaku, begitulah ia. Kalau menelepon pun ia hanya bilang "om... jajan... sate..."
Sore ini hujan, aku jadi kangen beneran sama ia.
Sore tadi mbak Erna (ibunya) sms ke aku, "telpon sini, Ria manggil-manggil terus". Saat aku telpon, suara riang kecilnya langsung menyapa "om..om..", umurnya baru setahun lebih, tetapi kelakuannya sudah lagaknya anak umur empat tahun. Ia sudah bisa berlari-lari dengan kaki kecilnya, ia sudah jelas memanggil orang-orang terdekatnya, bapak-ibu-mamas-om-mbah-tante (yang ia panggil dengan ante), dan ia lincah, tidak pemalu.
Aku sendiri gak tahu kenapa ia begitu suka denganku, kami hanya bertemu sesekali, dan ia hanyalah anak kecil yang polos. Setiap pagi ia menggedor-gedor pintu dengan memanggil namaku, berusaha main denganku, disaat aku masih ngantuk. Anaknya tidak bisa diam, mungkin karena aku meladeni semua kemauannya, ia jadi kepincut sama aku. Mainan bola, lari kesana kemari, makan cokelat, dan sebagainya. Satu hal yang ternyata sangat ia sukai, ia gemar berdendang dan menyanyi. Ibunya membelikan video lagu anak-anak semacam cicak-cicak di dinding; lihat kebunku; naik-naik ke puncak gunung; dan sebagainya, ia sangatlah senang, tak mau berhenti bernyanyi.
Jikalau malam tiba, kadang ia merepotkan, bolak-balik ke rumahku diantar oleh ibunya, hanya karena memanggil namaku, begitulah ia. Kalau menelepon pun ia hanya bilang "om... jajan... sate..."
Sore ini hujan, aku jadi kangen beneran sama ia.
0 Response to "Irianti, namanya"
Posting Komentar