Singapore: sebuah awal perjalananku


Perjalanan kali ini sudah jauh hari di rencanakan, dalam arti, aku sudah membeli tiket pulang pergi tujuan Singapore, tetapi dalam hal penginapan, tempat yang akan dituju, dan uang tidak dalam rencana. Awalnya aku hanya iseng saja membuka laman airasia, melihat fare yang ditawarkan cukup terjangkau, akhirnya aku memberanikan diri untuk melakukan pemesanan. Akhirnya saat melakukan pemesanan, salah satu temenku, Alex, yang memang sudah merencanakan perjalanan tersebut jauh sebelum aku memberi penawaran yang cukup menarik, berbagi harga kamar dan teman perjalanan, karena, disamping itu, ia juga akan bersama teman lainnya.

Sebenarnya, aku ingin melakukan perjalanan seorang diri, kemana pun tidak terbebani dengan suka atau tidak suka dari teman perjalanan. Hanya saja, waktu itu aku tidak tahu berpikiran seperti apa. Begitu saja.

Mengapa Singapore? Dibawah ini aku akan menjelaskan satu per satu penyebabnya.

Pertama, harga tiket yang ditawarkan cukup terjangkau, kalau dihitung sama saja dengan pergi ke Surabaya, atau Jogja. Yang kedua adalah, dari segi bahasa masih bisa di-handle, tau sendiri dong bagaimana sekarang bermunculan vocab-vocab baru model Singlish, yang sumpah, aneh banget kalau di dengerin.

Ketiga adalah, pengen banget melihat bagaimana wajah sebenarnya disana. Yang orang-orang gembar-gemborkan, yang media agung-agungkan, dan masih banyak hal lain yang kelihatannya wah dan lux. Mari segera kita cari kebenarannya. Benar adanya, atau hanya bualan belaka?

Yang keempat yaitu pengen merasakan tidur di hostel a la backpacker, tidur di dormitory begitu bercampur dengan traveler lain, bagaimana rasanya? Apakah sama seperti yang dituliskan di buku-buku panduan perjalanan atau berbeda?

Read Users' Comments (0)