Good morning, Jules

Colors of Happiness
Semilir angin pagi masuk melalui kisi-kisi jendela, berputar dan membelai wajahku, "Hey, bangun tukang tidur, sekarang Jules, sambut dan bersuka citalah".

Masih malas untuk beranjak, aku biarkan tubuhku bermain dengan lembutnya seprai, mencoba beragam gaya tidur-tidur ayam sampai pada titik dimana akhirnya sebuah kesadaran penuh muncul. Secangkir teh dan musik ringan seharusnya cocok untuk suasana seperti ini, kicauan burung di luar semakin menambah suasana riang gembira. Kubuka kantung teh, sejenak menghirup aroma wanginya dan menyeduh air. Padanan yang pas.

Alunan musik segera menyebar ke seluruh ruangan saat dentingan piano Jim Brickman memulai dengan indahnya. Sahabatku, sang pecinta dentingan piano berujar, "Tak ada yang seindah pagi hari selain di temani alunan piano dan secangkir teh". Well, dalih kesendirian dalam kalimat tersebut sepertinya tidak mengganggu semua proses ritual bagaimana pagi hari dilewatkan.

Dalam balutan brief dan oblong kubuka laptop dan memulai membuka kabar pagi hari. Pagi hari yang cantik ini seharusnya berisi berita yang menyenangkan. Namun demikian, hidup tidaklah seindah roman picisan atau kalimat-kalimat yang keluar dari seorang motivator. Selalu ada waktu dimana saat buruk dan tidak beruntung menerpa.

Pagi ini sepertinya sangat mendukung untuk memulai sebuah kesepakatan diri, dalam hal baik tentunya. Segar dan wanginya teh melati sungguh menggugah jiwa memberi tambahan energi untuk membantu bagaimana kesepakatan berjalan dengan baik. Sebuah hari baru dalam bulan baru adalah waktu yang tepat. 

Akhirnya, kuucapkan "Selamat pagi, Jules, harimu akan kuisi dengan hal-hal yang baik dan penuh semangat".

Read Users' Comments (0)

0 Response to "Good morning, Jules"