Taman Nasional Baluran: Ku sapa Matahari di Ujung Timur Jawa

Saya adalah penikmat senja, bukan saya tidak menikmati saat matahari terbit, namun bangun pagi buat saya itu perjuangan, alih-alih berlari ke puncak bukit untuk menikmati matahari terbit, saya biasanya duduk tepekur di kamar mandi sambil mengantuk dan menikmati aktifitas pagi saya.

Seperti biasa saya hanya menyiapkan bahan secara umum, riset kecil dan mencatat bagian yang penting saja. Saya hubungi rekan saya di Jember, rekan sekolah menengah atas yang sudah menetap cukup lama di sana, "Mat, saya perlu pinjaman motor dengan kondisi baik, saya berencana untuk memakainya dengan rekan perjalanan saya ke Banyuwangi" begitu kira-kira awal percakapan saya dengannya, dia mengiyakan dan saat saya menginjakan kaki di Stasiun Jember, dia muncul dengan keluarga kecilnya, menjemput saya dengan sambutan hangat.

Tujuan pertama saya adalah Taman Nasional Baluran (Baluran) yang berada di wilayah kabupaten Situbondo dan berbatasan dengan Banyuwangi.

Savana Bekol
Baluran biasa di kenal sebagai Africa van Java, topografi dan aneka satwa di dalamnya terutama pada musim kemarau memang mengingatkan kita akan alam Afrika. Perjalanan dari Jember melewati Bondowoso dengan Pabrik Gula Prajekan sebagai magnet utamanya. Saya selalu senang dengan bangunan kolonial, dan salah satu yang masih awet adalah Pabriek Goela. Berada tepat di pinggir jalan, bangunan megah ini akan langsung menghipnotis mata kita saat melewatinya. 

Setelah melewati Bondowoso dan masuk ke wilayah Situbondo, kita akan di suguhi hutan yang kalau kita perhatikan di peta sudah masuk ke dalam sebagian Taman Nasional bagian luar. Segera saya belokan stang motor ke arah kiri dan masuk ke dalam wilayah Taman Nasional. Sebagai informasi, untuk menuju ke dalam tidak tersedia angkot atau kendaraan lainnya, truk milik penduduk setempat atau mobil patroli bisa menjadi alternatif apabila kita tidak membawa kendaraan sendiri untuk menuju kesana. Petugas pendaftaran untuk masuk kesana cukup informatif dan jangan sungkan-sungkan untuk menanyakan detail yang ingin di tanyakan atau yang kita tidak tahu. Jangan sampai ketinggalan untuk menyiapkan perbekalan kita dengan sangat tepat, di dalam tidak ada penjual makanan. Bawalah makanan yang mengenyangkan dan tidak cepat basi.

Jalan sepanjang taman nasional di dominasi oleh jalan tanah, sedikit berbatu dan kalau musim hujan bisa saja menjadi becek. Kita akan menemukan banyak kumpulan kupu-kupu menari dengan anggun di sepanjang perjalanan, beberapa ayam hutan berlalu-lalang, dan binatang lainnya, sebaiknya kita berjalan pelan dan hati-hati sampai kita menjumpai padang savana luas yang di kenal dengan sebutan Bekol. Savana ini adalah tempat dimana sebutan Africa van Java muncul. Padang rumput luas dengan latar Gunung Baluran, dan saat cuaca cerah kita akan melihat Gunung Raung berdiri megah di ujung sana. 

Savana Bekol ini memiliki jarak pandang yang luas, jarak dari pintu masuk ke savana ini kurang lebih 10 kilometer. Di pertigaan savana ini terdapat beberapa guest-house dan peraga tulang-belulang dari banteng jawa yang merupakan penghuni tetap savana ini. Sekelompok banteng jawa tiba-tiba berlarian dari ujung timur menuju ke tengah, mengusir kawanan burung berwarna hitam yang saya tidak tahu namanya. Sesekali rusa akan muncul dari semak-semak dan burung merak yang sangat sensitif dengan gerakan luar. Kami ingat bagaimana kami hentikan kendaraan, mengendap untuk bisa melihat sekawanan merak, sampai mereka tiba-tiba saja berpencar berlarian menuju belantara belukar. Savana ini juga menyediakan gardu pandang untuk menyaksikan binatang di tempat yang lebih jauh dan aman. Waktu terbaik untuk dapat melihat atraksi binatang adalah menjelang subuh sampai dengan matahari terbit. Saat bulan sedang purnama, kita bisa lebih awal datang ke gardu pandang ini, sekitar jam 3 pagi. Usahakan membawa head-lamp untuk berjalan di waktu malam, dan teropong untuk memperjelas pengamatan.

Kami menginap di guest-house Pantai Bama yang berjarak 5 kilometer dari Savana Bekol. Saat kami sampai di sana, suasana cukup sepi, pada hari liburan sebaiknya memesan penginapan terlebih dahulu supaya tidak kehabisan, kecuali kita membawa peralatan berkemah. 

Gardu Pandang di Savana Bekol
Pantai Bama ini berada di ujung timur laut pulau Jawa. Kita bisa berkeliling dengan menyewa snorkel, kayak, berjalan kaki ke hutan mangrove dan bird-watching di sekitar pantai. Jangan sampai lupa untuk menuju pantai yang lebih landai dan berpasir lebih bagus di sebelah utara, berjalanlah kurang lebih 15 menit dan kita akan menemukan pantai yang lebih nyaman.

Kami menghabiskan waktu senja dengan bercengkerama di balai sambil membaca buku, nyaman sekali mendengar deburan ombak dan kicauan burung. Oya, monyet di Pantai Bama ini tertarik dengan benda yang mencolok, usahakan supaya tidak di ganggu, tutup semua pintu penginapan dan jangan bawa sesuatu berwarna mencolok, semua barang harus tetap dalam pengamatan, kalau sampai lengah ya wasalam. Cara paling ampuh adalah duduk santai tanpa membawa makanan, sekali kita ketahuan membawa makanan, segerombol monyet sudah mengelilingi kita untuk meminta jatah.

Kami bangun saat subuh dan segera berjalan menuju Savana Bekol, dengan di temani suara binatang malam, dan cahaya bulan, kami jalan dengan tergesa dan mendapati gardu pandang saat matahari hampir muncul, kami segera naik ke atas dan berhasil melihat kawanan banteng jawa, rusa, ayam hutan, merak dan monyet. Gunung Baluran dengan setengahnya tertutup awan menutup pagi itu dengan indah di Bekol, tak lupa gagahnya Gunung Raung di ujung selatan. 

Pagi di Belukar Baluran

Senang karena sempat melihat atraksi binatang, walaupun jauh dan kecil, kami segera berjalan kembali ke Pantai Bama, saat sedang segera berjalan sambil mengusir dingin, tiba-tiba sepasang merak berdiri dengan anggun di tepi jalan saling menyahut, sontak kami berdiri terpaku. Namun gerakan sekecil apapun membuat merak tersebut langsung lari tunggang-langgang, rupaya mereka sangat sensitif. Baru beberapa langkah kehilangan sepasang merak, kami di suguhi ratusan rusa yang berlarian dari semak hutan menuju jalanan yang lebih terang. Segera saya setel hp ke mode video dan mengabadikan mereka, benar-benar luar biasa. Sampai Pantai Bama kami sesekali masih di iringi oleh kemunculan merak atau ayam hutan. Dan segera saja kami berceloteh dengan penjaga penginapan kejadian yang menimpa kami, dan mereka cukup senang melihat tanggapan positif kami.

Hari masih pagi saat kami memutuskan untuk kembali bercengkerama di balai depan penginapan. Bosan dengan gangguan monyet akhirnya kami memutuskan untuk berjalan menuju pantai di sebelah utara, dalam perjalanan kami tiba-tiba saja menemukan sekawanan rusa yang sedang minum air laut, kami memutuskan untuk tidur di pantai sambil sesekali mengamati mereka, saat polisi hutan menemukan kami, dia bercerita mengapa rusa sampai minum air laut, pak polisi hutan bilang bahwa sebenarnya mereka tidak minum air laut, mereka hanya mencari unsur hara pada karang di sepanjang bibir pantai, unsur hara tersebut mengandung banyak nutrisi untuk kesehatan rusa. 

Matahari di Ujung Timur Jawa
Sesaat sebelum menuju Savana Bekol, saya berhenti di Pantai Bama, melihat ukuf timur dan mengabadikan dengan kenangan munculnya warna jingga kemerahan sinar matahari di ujung timur pulau jawa. Saya disini berdiri dengan seorang wanita yang seminggu lagi akan melepas lajang dengan orang lain. Maafkan segala kesalahan saya, bukan saya tidak sensitif, namun saya sadar bahwa saya bukan yang terbaik. Semoga berbahagia di kehidupan yang baru.

Read Users' Comments (0)

0 Response to "Taman Nasional Baluran: Ku sapa Matahari di Ujung Timur Jawa"