Libur natalku
Mungkin aku pengecut, berlari dan menghindar dari kenyataan hidup dengan tameng para ponakanku. Liburan natal kemarin bisa mengungkapkan segalanya. Tanpa persiapan matang aku pulang ke kampung halaman, patut di syukuri bahwa jalan darat tidaklah seheboh jalan kereta dan pesawat yang sudah habis terpesan penumpang dari jauh-jauh hari, bagi calon penumpang sepertiku yang tanpa persiapan jelas hanya mengharapkan bintang jatuh.
Agenda hari pertama langsung pergi ke kota dengan tamengku itu, berkeliling mulai dari toko kue sampai membeli VCD obralan, dari Taman Plaza sambil makan burger sampai ke ATM di ujung gereja. Banyak hal yang bisa kulakukan dengan mereka, anak kecil yang menurutku tidak lagi lugu, mereka sudah banyak tahu tentang banyak hal, perlu otak lebih untuk bisa menenangkan mereka yang tidak pernah diam.
Hari kedua, ketiga dan keempat pun aku habiskan dengan mereka, mengajak ke sungai untuk melihat para petani, pemancing, penambang pasir, dan secara kebetulan melihat beberapa rombongan pengarung jeram. Memberi pelajaran pada mereka kalau hidup itu nantinya jangan di bayangkan dengan mudah, yang pasti tidak di mengerti secara utuh, hanya "oh gitu ya?" sambil garuk-garuk kepala. Yang jelas magnet air pada sungai tersebut sangatlah besar, buktinya mereka sampai rela pura-pura nyari kepiting supaya bisa nyebur ke sungai yang airnya berwarna cokelat itu, tanda sedang hujan di hulu.
Agenda sungai lepas sudah, untuk melepas dahaga pada air, yang aku takutkan mereka jadi berani ke sungai tersebut sendiri, bekal nasihat supaya kalau ke sungai harus ditemani dengan orang dewasa mungkin bisa memberi pengertian awal. Hari berikutnya kami pergi ke pemandian air panas di kota, terus terang aku baru pertama kali kesana, kalau berenang biasanya aku memilih kolam renang lain yang sekarang sudah disedot untuk keperluan air kemasan dari merk internasional. Niat awal yang akan belajar renang pupus setelah mereka lebih asyik bermain air, baik air dingin maupun air panas, sampai tak mau pulang kalau saja horizon tidak menunjukan tanda-tanda akan gelap.
Untuk menyeimbangkan sungai akhirnya kupilih hutan, alih-alih ke kebun punya alm bapak, mereka ku ajak ke hutan yang sekarang sedang giat-giatnya di hijaukan kembali setelah kira-kira sepuluh tahun silam rame illegal loging, sewaktu aku kecil sulu, masih ada air terjun kecil yang menarik pemuda-pemudi untuk bermain kesana, dengan reramaian suara monyet dan binatang lainnya menambah kesan tenteram, hal yang tidak ditemui lagi sekarang ini. Yang ada hanya hutan gundul yang diolah rakyat, dan sebagian sudah dihijaukan dengan pohon pinus yang masih berusia muda.
Tentu saja disela-sela kegiatan tadi, masih banyak kegiatan lain yang dilakukan, seperti menonton film dokumenter Earth, dan beberapa koleksi BBC tentang pesona alam di seluruh dunia, mereka terkesan seperti biasa, dan tentu saja yang paling ramai adalah membaca komik doraemon, sambil bercanda mereka suka membodoh-bodohkan Nobita.
Untuk membantu mereka dalam mengenal alam di seluruh dunia, akhirnya aku membelikan masing-masing sebuah atlas, sebagai contoh setelah menonton Earth, mereka bertanya, dimana letak kutub, dan dimana pasifik yang disebut perairan hangat itu? DVD koleksi BBC lebih lengkap lagi, disana ditayangkan berbagai taman nasional di seluruh dunia, mulai dari Great Berrier Reef sampai delta sungai Danube.
Kembali ke topik awal, kenapa aku menamakan diriku mungkin pengecut, yang pasti tidak ada beban bermain dengan mereka, lepas sedikit saja dari mereka, banyak sekali hal yang harus di pikirkan, lagi-lagi aku emoh ngomongin hal itu, membuat jantungku berdebar lebih kencang lagi. Alangkah malasnya.
0 Response to "Libur natalku"
Posting Komentar