Fenomena testimonial friendster

Akhirnya aku tulis saja disini. Bukannya sirik atau gak suka, tapi emang bukan pada tempatnya, al hasil beberapa say hi dan omongan yang jelas-jelas bukan testimoni aku hapus dari list, hey guys! wake up! please notify your own that isn't place for chat, look closer what's the meaning of testimonial?

Melihat semakin kesini trend testimoni berubah menjadi ajang chat online tidak resmi yang jelas-jelas balasnya pun tidak sesegara mungkin makin luas, dan aku perhatikan semua teman begitu, aku memilih mundur, I am being a quitter for that case, that's all.

Ya, mungkin buat mereka hal tersebut bisa mendekatkan diri, tapi apa iya? kalau aku sendiri masih memilih jalur resmi berkomunikasi dua arah seperti chat; telepon; sms; atau ketemu langsung, ya memang banyak teman di luar kota, tapi apa masih kurang dengan cara yang officially diatas?

Jawaban temanku yang ketangkep sedang buat chat via testimoni hanya berujar, "buat lucu-lucuan aja", oic, manggut manggut saja.

Read Users' Comments (0)

Celebrate of life

Liburan panjang ini sungguh menyenangkan bagiku, betapa tidak, serasa merayakan kehidupan yang selama ini terkungkung dalam rutinitas bekerja, kuliah, dan kursus.

Aku bisa tidur dengan nyenyak tanpa gangguan, seperti "besok aku harus bagaimana, tugas kuliah belum selesai?" atau "yah, ngantor lagi deh, ketemu kertas lagi, ketemu monitor lagi". Aku bisa keliling komplek, hal yang selama ini niscaya bisa dilakukan; Aku bisa menonton film dengan nyaman tanpa melihat ke arah jarum jam terus menerus karena memikirkan waktu yang sudah larut atau tugas lain; makan yoghurt porsi besar hanya dalam hitungan menit; dan akhirnya, 5 buku aku selesai baca hanya dalam tempo 3 hari, sungguh menyenangkan, buku yang belakangan menumpuk hasil beli di toko buku, atau meminjam kawan yang baik hati akhirnya berkurang.

Secara teknik liburan ini aku habiskan di rumah, memotong rumput halaman; membuang dan memilah sampah; menyapu halaman; menyedot debu di rumah; mencuci; dan lainnya, semua aku lakukan dengan ringan dan santai. Memang aku sempat ke Bogor, meluangkan waktu nonton twilight yang lagi heboh itu, dan melihat suasana Bogor saat liburan; hasilnya, macet, walaupun tidak separah bandung, paling tidak jejeran FO dan distro di sepanjang jalan pajajaran yang tidak nyaman karena tidak adanya trotoar ramai oleh pengunjung, wisata kuliner di sepanjang air mancur pun tak luput dari jarahan para turis lokal ini.

Main course dari liburan kali ini adalah memikirkan hal-hal yang sudah terjadi, dan memikirkan rencana ke depan yang akan dilakukan. Sebagai contoh "bagaimana caranya mengetatkan ikat pinggang yang sudah ketat ini?" berbagai rumus sudah dijabarkan, hasilnya sama saja, walaupun akhirnya bisa nemu cara supaya bisa saving tetap saja amburadul.

Setelah menengok kalender tahun depan, bulan Pebruari seperinya bisa napas sejenak, liburan setelah UAS bisa untuk jalan-jalan ke Sukabumi atau ke Cirebon, 2 kota yang rasanya pengen banget aku kunjungi dalam waktu dekat.

Read Users' Comments (0)

Tea addict

Saya ingat ketika masih kecil, kalau bapak atau ibu bepergian pasti minta satu oleh-oleh yaitu teh kotak, tidak ada yang lain. Saya, yang diantara anggota keluarga yang lain lebih sering diajak pergi ke kota lain, seperti ikut ibu memasok buah ke pasar johar semarang, harus rela tidur di cyclon dan bolos sekolah demi bisa melihat kota atlas. Atau ketika bapak ke purwokerto membeli diesel buat bengkelnya, saya pasti diajak, dan teh kotak pasti setia menemani.

Itu cerita waktu kecil, sejak bekerja 4 tahun silam, saya menjadi penikmat teh, rasanya kurang afdol kalau sampai sehari saja tidak meminumnya. Cerita awalnya begini, tetangga meja kerja saya setiap pagi membuat kopi instan yang rasanya beranega ragam, beberapa kali saya mencoba dan akhirnya memutuskan untuk tidak kepada kopi, ya, sama ketika saya mengatakan tidak kepada rokok. Berbeda dengan rokok, sesekali saya masih menikmati kopi sebagai selingan. Dari berkata tidak kepada kopi membawa saya mencicipi teh kembali setelah hilang beberapa tahun dari masa teh kotak sewaktu kecil. Dari yang awalnya sekedar mencicipi, lama berselang hal tersebut menjadi rutinitas pagi, rasanya tidak bergairah kalau tidak minum teh, mungkin jawaban demikian sama ketika bapak (alm) yang hampir setiap pagi dan malam hari minta dibuatkan kopi tubruk. Saya pun heran, apa enaknya coba kopi hitam pekat diminum sampai kadang-kadang 3x sehari. Jawaban yang akhirnya baru dimengerti setelah saya pun menjadi pecandu teh.

Ada cerita menarik ketika berada di nankan beberapa waktu lalu, saya, termasuk ibu dijamu dengan teh tradisional nankan, al hasil kami pun baru bisa terlelap tidur jam 5 pagi, esoknya ketika ditawari teh tersebut, dengan lantang kami menolak, dan meminta varian lain.

Ada beberapa teh yang sampai sekarang saya nikmati secara regular, pagi dan malam hari. Pertama, earl grey dari tazo dan dilmah, rasa bergamotnya begitu menusuk; kemudian ada teh produksi PTPN yang susah sekali buat dapetin di pasaran, teh walini, teman saya yang di garut pernah dengan keterpaksaan mengirimi saya sekantong teh ini; ada juga teh dari sariwangi yang gold selection, akhirnya sadar juga bahwa teh juga perlu rasa, fiuh! saya sempat memberi kesan jelek terhadap brand ini, tehnya sama sekali ndak enak, iklannya saja yang jor-joran; dan ini yang menjadi favourite saya, teh dari sosro, jasmine tea, rasanya tak tertandingi! bahkan teh botol pun yang masih satu naungan brand kalah telak.

Teh, memang tak ada habisnya. Mari ngeteh...

Read Users' Comments (0)

Malasnya diriku

Tepat 8 hari ini saya tidur diatas jam 12 malam, apa gerangan? minggu lalu saya di sibukkan dengan tugas kuliah yang menggunung, mulai dari soal komprehensif akuntansi yang setelah dijawab menghabiskan 14 halaman folio, dan yang lebih menjengkelkan lagi, dosennya batal hadir pas pertemuan berikutnya; kemudian ada tugas presentasi pengantar bisnis, saya mengambil judul tentang pergerakan saham bumi yang setelah di presentasikan walaupun tidak mendapatkan applause dari dosen, paling tidak beliau berkomentar "sudah bagus, hanya......" ya, benar sekali, hanya atau tapi yang keluar begitu banyak, mulai dari cover yang terlalu casual, sampai raibnya daftar pustaka, ah sudahlah, nanti saya perbaiki lagi.

Memang setelah kepulangan dari taiwan saya berangan-angan untuk lebih baik terutama pas kuliah, sekarang saya mencatat apa yang dosen kuliahkan, ya biarpun tidak semua dan masih acak-acakan paling tidak saya mencoba. Melihat hasil UTS yang tidak cemerlang dan apalagi diperparah dengan dosen mikro yang selalu memberikan hidden kuis di setiap pertemuan dan saya tidak pernah menjawab dengan benar atau bisa disebut, saya tidak tahu jawabannya. Sungguh mengerikan.

Kemarin saya ijin ikut ujian susulan di LIA, ternyata hasilnya sama saja, memang hasil real saya belum dapat karena baru hari ini bisa dilihat, saya merasa gagal, tidak seperti ujian sebelumnya yang mendapat poin 4.5 dari nilai maksimal 5. Hal ini diperparah lagi saat oral test, hanya karena saya terlambat akhirnya hal tersebut membuat jantung saya kencang berbunyi dan tergagap saat diberikan pertanyaan, sungguh sangat tidak diharapkan.

Sekarang, saya malas, sungguh malas, melihat teman sebelah meja dengan asyiknya doing nothing for his job, crap!

Read Users' Comments (0)

May

may, I called you
may, I still remember you
may, (perhaps) I love you
may, happy b'day to you

may, thank you for your smile
may, thank you for wonderful day

may, don't you remember me?

may, have a great day!

Read Users' Comments (0)