Yang baru, semangat!

Setelah hampir lima tahun kerja di KPP kayaknya baru akhir-akhir ini aku ambil bagian tugas pelayanan, biasanya ya cuman buat nota dinas trus milih nama pegawai tidak termasuk namaku ya buat ikut acara-acara kantor, tapi sejak Pebruari kemarin aku ambil bagian.

Pertama adalah piket helpdesk serupa informasi perpajakan di lobby, kerjaan utama sih memberikan info perpajakan buat WP/calon WP tapi kok yang menikmati itu cuman WP PBB yang notabene sedikit liar dan susah diatur, itu sih kalau menurut cerita teman yang lain. Sebelum hari H, aku sempetin "magang" selama masing-masing 2 jam selama 2 hari. Hari pertama magang, petugas helpdesk kebetulan adalah pak Chary, sedikit gugup dan pasti jantung berdetak 3x lebih kenceng dari biasanya. Belajar cara mengoperasikan program sismiopnya, dan ngapalin persyaratan buat PBB, OMG! Hasilnya kalang kabut, cuman nyungsep dibelakang bahu sambil senyam senyum merhatikan WP yang beradu argumen dengan petugas aslinya.

Hari kedua, yang ini pak Eko, jagoan TPT yang sudah nangkring di waskon sekarang. Wah kok santai sekali nglayanin WP, ini itu sana sini, A ke B, D ke F, deng dong! pusing sendiri!!!
Malamnya sedikit gak bisa tidur, hahahaha....

Hari H yang dinanti, sebelumnya sms sama pak Nash, "tolong nanti bantu back-up aku ya di helpdesk?" jawabnya "iya" semangat 45 dong. Pas ke meja helpdesk, kok sudah banyak yang menunggu padahal jam baru nujukin 7.35, langsung tancap gas akhirnya, 1.. 2... 3.... fyuh... bisa napas lega, ternyata tidak serumit dan menakutkan seperti yang dibayangkan, alhamdulilah bisa lancar, beberapa pertanyaan sulit langsung serahkan ke petugas peta, hahahah ini kuncinya, aku cuman modal tampang di manis-manisin trus gaya bahasa yang di lebay-lebay kan, hasilnya tok cer, ternyata mereka tidak liar, ternyata mereka bisa ramah juga, hayoooo..... semoga pas piket lagi bulan depan bisa ya....

Setelah hajatan hari H, sekarang masuk ke piket SPT Tahunan yang naujubilah ternyata dalam sehari nomor antrian sampai 1000an, ck ck ck.

Resepnya masih sama, modal tampang di manis-manisin dan gaya bahasa yang begitulah pokoknya, sampai-sampai ada yang komentar "semangat banget sih mas?" jawabku "ya iyalah, baru tau ternyata kerjaan orang lain begini" hehehe....

Banyak sekali ternyata cerita yang aku dapet yang gak mungkin didapet kalo terus-terusan ngendon di lantai 2 itu.

Read Users' Comments (0)

Perlunya banyak cadangan

Ya, sekarang baru sadar kalau cadangan itu perlu untuk sebuah data, apa saja, pokoknya berguna bisa untuk simpan ini-itu. Pengalaman kemarin yang beruntun hilang data dengan rusaknya peralatan sungguh tak dinyana, bisa dibilang tragis, hiks hiks.

Pertama adalah flash-disc yang tiba-tiba ada virus recyclernya, so langsung tak format ulang, otomatis semua data ilang, ping! trus selang beberapa minggu kemudian adalah laptop yang biasa dipake buat nyari-nyari bahan, apa saja, tiba-tiba lemot dan musti di format ulang lagi, ugh! mengutuk diri sendiri dengan kebodohan yang ada. Yang terakhir ini adalah komputer kantor yang pas dinyalain kok gak mau loading, OMG ada pesan yang menyatakan salah satu loadernya missing, kok bisa? bener-bener menyedihkan, aku lupa back-up semua foto dan cerita-cerita yang sempet dibuat gak ada disimpan di media lain lagi, alhasil ilang sudah, foto-foto hasil koleksi amatir jeprat jepret gak jelas, cerita-cerita pendek, puisi, prosa, waduh, ilang kabeh!

Sekarang ya hanya nyesel, sempet langsung telpon ibu di rumah dan ngadu, "bu, foto-foto jepretan pas jalan-jalan ilang" ya habisnya mo cerita ma sapa lagi?

Mulai sekarang, mau nyiapin back-up di CD, biar gak terulang cerita di atas. Pokoknya kapok deh!

Read Users' Comments (0)

Long time no see

Ternyata sudah sebulan lebih aku tidak menulis disini, sekedar posting puisi jelek, atau pengalaman tidak lucu yang sedikit dibuat-buat, lho? Daripada ngomong gak bener, mari kita lihat, apa saja sih kegiatan yang membuat blog kosong melompong selama sebulan?

Aku ujian semester untuk yang pertama kalinya, yah, benar sekali, aku tidak belajar, hanya optimis dan pede yang memaksaku mengisi lembar demi lembar kertas ujian.

Ujian pertama, akuntansi, mati aku! demikian teriakku, bagaimana tidak, aku lupa, bahwa pelajaran akuntansi harus buka buku supaya bisa mengerjakan, paling tidak harus latihan berkali-kali, atau paling tidak lagi ya baca teori, ah masa iya? hasilnya aku cuma menjawab satu soal dari sekian banyak soal yang ada, berharap pada keajaiban dan nilai UTS yang lumayan.

Setelah akuntansi yang menguras tenaga karena pusing mikir bagaimana membuat kalimat karangan yang ternyata isinya angka-angka, hahahaha, bodohnya aku! akhirnya bisa benapas lega begitu ujian bisnis berlangsung, dengan semangat 45 aku selesaikan ujian dengan senyum lebar, lega, dalam hati pasti dapat A, nanti kita lihat.

Pelajaran lain seperti bahasa inggris, yang membuatku kecewa karena yang diujikan ternyata sama persis polanya dengan yang di kasihkan selama pelajaran, harapanku, ada improvisasi, masa iya, kita harus menghapal jawaban-jawaban latihan soal untuk bisa menjawab soal ujian, mirip sekali dengan guru bahasa inggris jaman sekolah menengah atas kelas 2 dulu, plis deh!

Bagaimana dengan matematika ekonomi? begini ceritanya, dosen ini seorang ibu muda, cuti melahirkan anak pertama dan digantikan oleh asisten yang ternyata berstatus suami dari sang ibu itu sendiri. Pertemuan pertama, kecewa, kenapa? no comment, hahahahaha begitu jawaban salah seorang teman ketika seorang teman lainnya mengkritik habis-habisan cara mengajar asdosnya. Aku akui memang, penyampaian kritiknya jauh dari oke, kebanyakan hanya berisi pendapat pribadi yang mengharap bapak X mengajar dengan cara Y, dengan bahasa yang, well, jauh dari kesan polite kepada seorang yang lebih tua, dan one more thing, justru dianya lah yang terkesan menggurui, hasilnya, sang asdos sedikit terusik dengan penyampaian hal tersebut.

Mari kita lupakan saja hal tersebut, beberapa kali sang anak sharing denganku tetapi hasilnya tetap sama, nol besar karena dia tidak ada perasaan legowo dan tetap menganggap dirinya benar, non sense lah! I don't get it what he wants!

Satu hal yang menarik adalah fenomena dosen mikro ekonomi, di awal kedatangan beliau, hampir semua orang minta referendum mengganti dosen dengan alasan bermacam-macam, aku sendiri suka dengan cara pengajaran, di awal semester, yang di tengah perjalanan waktu ternyata menjadi melenceng dari pakem awal, merunut pada julia roberts di film monalisa smile, mengajar diluar buku, kenyataannya di tengah semester menjadi text book even tidak sampai 100%.

Inti dari semester pertama adalah dosen komputer, aku sampai habis komentar tentang beliau, maunya di hormati, typical megalomaniac, tetapi apa yang disampaikan bertolak belakang. Contohnya begini, ah, nggak jadi, males ngomongin beliau, gak fair! sumpah!

Akhirnya aku tetap merasa bersyukur dengan apa yang diperoleh di semester pertama, IPku sungguh memuaskan untuk seorang yang cuma bermodal pede, semester depan, kita lihat saja nanti.....

Read Users' Comments (0)