Satpam safari

Akhir-akhir ini, bahkan sudah lama, termasuk di kantorku, seragam yang di pakai oleh satpam bukan lagi tampak putih biru, melainkan memakai safari. Aku kurang tahu penyebabnya. Di kantorku sendiri hal ini sudah berjalan di tahun kedua, bagian rumah tangga kantorku saat membuatkan baju seragam satpam model safari sepertinya hanya terkesan dengan kantor sebelah, dan sekedar ngikut trend yang ada.

Kalau di runut kebelakang, mungkin yang mengawali hal seperti ini adalah hotel berkelas bintang sekian, dan mal yang sasarannya konsumen high, alias bukan sekelas ITC, apalagi pasar. Tujuan dari empunya mereka mungkin untuk sedikit mengangkat harga satpam, ya elah, emang satpam di hargai yah? kek barang aja. Atau untuk menghormati tamu yang datang. Tetapi kalau di lihat lagi, menurutku tidak tepat, aku sudah pernah salah menduga, dan kena getahnya gara-gara satpam memakai safari. Ini kejadiannya pas di mal yang bukan kelas ITC itu, dasar udik, aku bingung pas masuk ke mal yang rasanya ada di dunia lain, semua serba wah dan wangi. Mau tanya satpam tapi kok di cari tidak ketemu, tiap lantai hanya nemu orang berpakaian seragam safari itu. Setelah berjalan lelah mencari, akhirnya ketemu yang namanya booth informasi, dengan culunnya tanya, "mbak, disini tidak dijaga satpam yah?" yang akhirnya membuat jawaban "O" panjang dariku, si mbak di bagian informasi menjawab, "itu yang berpakain safari adalah petugas keamanan kami mas". Sejak itulah aku membuat kesimpulan kalau orang yang berpakaian safari di tempat keramaian adalah satpam. Kepala Kantor sebelah termasuk ndak ya? ups!

Ternyata satpam safari bukan hanya menjadi trend, tetapi juga sudah mendapat perhatian dari kepolisian yang memang sudah dari sononya seharusnya mengawasi dan secara tidak langsung menjadi dewan pembina, uhuk! Dalam suatu berita di koran, kepolisian menyatakan bahwa mereka akan menertibkan para empunya satpam yang memberikan seragam safari.

Tetapi sampai sekarang berita itu belum ada tindak lanjutnya. Memang sih, masih banyak satpam yang memakai seragam a.la satpam sebelumnya, tetapi musti ditanya, apa si empunya gak mampu mbeliin seragam safari atau memang konsisten? Bukannya antipati atau bagaimana, tetapi kayaknya memang lebih baik memakai seragam putih biru seperti biasa, memakai safari tidak menambah gagah atau memberi kesan angker, karena tugas mereka sebenarnya kan juga memberi pelayanan kepada konsumen yang memanfaatkan area yang di jaganya.

Read Users' Comments (0)

Sensasinya Taylor Swift

Namanya Taylor Swift. Awal tahu namanya saat jalan dengan salah seorang kawan, waktu itu kami ngobrol-ngobrol bagaimana ketinggalan jamannya kami karena kesibukan di kantor dan kuliah sampai tidak mengikuti perkembangan dunia musik, dan salah satu sorotannya adalah penyanyi muda Taylor Swift. Aku masih belum ngeh juga, sampai pada kesimpulan bahwa kami memang ketinggalan informasi dunia musik.
Selang beberapa minggu aku melihat video klipnya di [V], ia menarik perhatianku dalam klipnya You Belong with Me. Akhirnya satu per satu informasi tentangnya aku dapat. Kalau albumnya sudah 2 padahal umurnya masih belasan, hal yang biasa ya di dunia entertaintment amrik sono. Dari albumnya memang setelah di dengarkan cukup menggigit, bukan typical Teen Pop, ia masuk kategori Country Pop. Mulai dari lagu White Horse sampai yang paling aku suka You Belong with Me, semuanya enak didengarkan. Kesan Southern Musicnya hampir nggak ada sama sekali. Lucunya lagi, ternyata di belakang albumnya ia menulis arti dari album fearless itu sendiri. Cukup unik ya. 

Begini kutipannya : "To me, “FEARLESS” is not the absence of fear. It’s not being completely unafraid. To me, FEARLESS is having fears. FEARLESS is having doubts. Lots of them. To me, FEARLESS is living in spite of those things that scare you to death. FEARLESS is falling madly in love again, even though you’ve been hurt before. FEARLESS is walking into your freshmen year of high school at fifteen. FEARLESS is getting back up and fighting for what you want over and over again…even though every time you’ve tried before, you’ve lost. It’s FEARLESS to have faith that someday things will change. FEARLESS is having the courage to say goodbye to someone who only hurts you, even if you can’t breathe without them. I think it’s FEARLESS to fall for your best friend, even though he’s in love with someone else. And when someone apologizes to you enough times for things they’ll never stop doing, I think it’s FEARLESS to stop believing them. It’s FEARLESS to say “you’re NOT sorry”, and walk away. I think loving someone despite what people think is FEARLESS. I think allowing yourself to cry on the bathroom floor is FEARLESS. Letting go is FEARLESS. Then, moving on and being alright…That’s FEARLESS too. But no matter what love throws at you, you have to believe in it. You have to believe in love stories and prince charmings and happily ever after. That's why I write these songs. Because love is FEARLESS."

Yang pasti, ia bukan remaja kebanyakan, ia bisa menulis lagu, main gitar, nyanyi, pokoknya kumpul jadi satu. Terakhir, berkat album Fearless, ia menyabet 4 grammy termasuk kategori paling bergengsi, Album of the Year.

Read Users' Comments (0)

Mabok froyo

Ini terjadi Sabtu kemarin, setelah UAS hari pertama. Aku menyegarkan diri ke MargoCity tanpa tujuan jelas, sebenarnya karena masih jam 5, aku ogah pulang, terbiasa pulang setelah matahari terbenam, rasanya ada yang kurang kalau matahari masih ada dan aku sudah berada di rumah.

Awalnya kaki mau melangkah ke Gramedia, tetapi setelah di pikir ulang mending cari kudapan saja di Margo. (Kudapan) buku yang sudah dibeli masih banyak yang belum terbaca. Dengan langkah ringan, kaki langsung menuju pojokan, ke kedai tutti-frutti. Kedai yang menawarkan Frozen Yoghurt atau lebih dikenal dengan sebutan froyo ini menarik perhatianku, tadinya mau beli di J.Co saja, tetapi melihat porsi yang ditawarkan di tutti-frutti yang prasmanan semau kita, akhirnya pilihan jatuh kesana. Begitu ditawarkan porsinya, tanpa ba-bi-bu langsung aku ambil porsi big-size alias large. Pilih sana sini, ambil toping sana sini, kemudian di timbang, hasilnya 450 gram, gubrak!!! Masih belum sadar dengan kudapan yang barusan diambil, kalau jumlahnya cukup banyak untuk satu orang, aku melenggang menuju tempat duduk.

Sambil membaca koran, aku terus menyesap froyo itu, sudah hampir 30 menit aku duduk disitu, tapi kok ini froyo masih banyak ya? duh, baru ngerasa kalau porsi yang aku ambil banyak buangeett!! diselingi minum air putih, yang untungnya masih nyimpen di backpack, kalau tidak bisa penuh perutnya. Heran, kalau beli es krim di Haagen Dasz, duh belibet nulisnya, bener apa salah tuh, kita pasti disuguhi air putih dingin buat penutup, lha ini, masa kita harus beli air minum sendiri.

Mabok beneran sama yang namanya froyo saat itu, tapi dasar doyan, akhirnya habis juga, dan pengen nambah lagi, :) Lain kali kalau mau beli liat-liat situasi dulu ah, gara-gara main embat jadi aus giginya.

Read Users' Comments (0)