Jona, kelinci malangku

Aku membelinya di pasar minggu pagi pemda Cibinong yang luar biasa ramai. Itu kali pertama aku jalan-jalan kesana. Waktu itu aku pergi dengan Donny. Dengannya aku diperkenalkan suasana bagaimana keramaian pasar pagi yang ada di hari minggu tersebut.



Aku tertarik dengannya. Ia lucu. Sedikit bertanya bagaimana cara merawat seekor kelinci, akhirnya aku membelinya, sebuah keputusan yang sangat singkat prosesnya.



Ia aku beli sepasang dengan kelinci betina yang kuberi nama Lana. Sedikit cerita tentang Jona. Ia kubeli saat berumur 3 bulan, dengan gambar disamping yang lincah, susah buatku mengambil fotonya dari depan. Rumah kontrakan lamaku yang lumayan lega menjadi tempat ia berlari-lari, Sabtu dan Minggu kalau cuaca sedang bagus, aku biarkan ia di taman depan, sambil terus memerhatikannya, jangan sampai lari ke jalan di depan. Sesekali aku kejar ia.

Aku membelinya saat musim hujan, dan karena ketololanku, ia jadi sakit. Aku hanya menyediakan kain di kandangnya supaya hangat, dan sayuran sebagai makanannya, aku taruh di kulkas, hal yang menurut yang lebih berpengalaman haram dilakukan. Aku tidak tahu, kurang lebih hanya satu bulan ia bersamaku, menemani hari-hariku, menambah pekerjaanku karena kotorannya harus dibersihkan tiap hari.

Suatu malam ada bunyi ngiiiik lama, dan beberapa kali berulang, aku kemudian bangun mendapati Jona-ku sedang sekarat, aku pegangin tubuhnya, aku belai. Ia menghembuskan nafas terakhirnya beberapa menit kemudian, aku menguburnya di taman depan kontrakan lamaku. Aku sedih. Ia menghembuskan nafas terakhir dua hari sejak Lana-ku pun pergi, dengan kasus yang sama, yang aku pikir, mereka kedinginan.

Sampai saat ini aku masih menyukai kelinci, pernah kepikiran untuk membelinya lagi, hanya saja aku takut kejadian berulang, apalagi tempatku yang sekarang sempit, mana sempat nantinya buat mereka berlari-lari dengan riang.

Ada satu hal menarik sebenarnya saat kejadian Jona dan Lana tiada, seorang kawan tiba-tiba mengirimkanku satu pasang boneka puppy lucu, memang bukan babitty, tetap saja kuhargai ketulusannya. Sampai saat ini, sepasang puppy itu masih berada di kamarku, mungkin sampai salah satu keponakanku akan mengambil paksa.

Buat Jona dan Lana, I miss you....

Read Users' Comments (0)

0 Response to "Jona, kelinci malangku"