Plesiran ke Pangandaran

Perjalanan ke pangandaran ini sebenarnya tiba-tiba, aku dihubungi sama Ayu. Perjalanan dimulai hari Jumat malam dengan pit-stop pertama adalah cirle-k pancoran, jam 9 malam kita take-off dengan mobil elf berkapasitas 15 orang. Sepanjang perjalanan disertai sedikit guyonan khas akhirnya tidur menjadi teman yang paling setia. Jam 4 subuh kita sampai di pangandaran, perjalanan yang cukup melelahkan mengingat sopir yang membawa mobil bisa dibilang tak taat aturan dalam berkendara, khas sopir angkot. 

Setelah beres-beres check-in di rumah yang kita sewa, hal pertama yang dilakukan adalah hunting sunrise dilanjutkan dengan sarapan. Sarapan di pinggir pantai yang penuh batu karang penghancur ombak ini terasa berbeda buatku, aku melihat bagaimana para nelayan menarik jaring yang mereka pasang sewaktu malam, dan yang tidak disangka adalah ibu-ibu dan bapak tua yang bisa dikatakan renta, masih ikut menarik jaring tersebut. 
Setelah sarapan dan mandi, tujuan pertama kita adalah Grand Canyon, tempat dimana kita menyusuri sungai diawali dengan perahu dari dermaga, dengan memakan waktu 30 menitan, kita menuju lokasi dimaksud. Sepanjang perjalanan kanan dan kiri penuh pepohonan yang hijau, mengingatkan bahwa alam kita sungguh pun kaya luar biasa. Sesampainya di pemberhentian terakhir Grand Canyon, dengan menggunakan pelampung kita berenang menyusuri sungai melawan arus menuju lokasi bebatuan karang yang luar biasa, air mengalir dari bibir atas tebing, dengan suhu yang cukup dingin untuk udara siang, membuat berenang yang seharusnya menyenangkan, bisa membuat kelu bagi yang tidak terbiasa. Sambil melawan arus dengan air yang jernih, terus lah sampai pada bagian hulu sungai.

Sesampainya di bagian awal sungai ini berasal, kita sempatkan mandi berasa dipancuran karena air turun dari atas tebing dan berhawa dingin. Tentu saja yang menarik disini adalah perasaan kita, bagaimana senangnya bisa sampai diatas dengan berenang melawan arus. Setelah sejenak mandi pancuran, kemudian kita turun ke bagian awal tadi, yang ini lebih menyenangkan, kita tinggal turun mengikuti arus saja, sungguh terasa nyaman, dan bagai naik perosotan, tubuh kita terombang-ambing oleh arus yang tidak beraturan. Memang sesekali kita harus berjalan kaki dengan naik batuan cadas tersebut apabila medan dirasa tidak memungkinkan kita untuk berenang.
Saat selesai baru terasa capeknya, namun tetap saja menyenangkan. Setelah makan kita lanjutkan ke Pantai Batu Karas yang subhanallah, cantik benar, dan ternyata turis asing spotnya ada disini, selain Grand Canyon tadi tentunya. Saya melihat banyak sekali dengan berkelompok mereka makan dipinggir pantai, membaca buku sambil berjemur, bermain ombak, dan tentu saja surfing. Beberapa teman sempat ikut naik Banana Boat, yang aku sendiri tak jadi ikut karena kapasitasnya terbatas. Hanya bermain ombak dan berenang sesekali ke dalam. Aku bilang sangat menyenangkan disini, bisa teriak sepuasnya, dan tentu saja melawan ombak, yang pasti selalu ombak yang menang.
Masih di Batu Karas, pemandangannya selain bagus, sebagian pasirnya juga bertekstur lembut, baru aku sadari ternyata bentuk penginapan disini lebih eksotis, mungkin itu sebabnya turis suka disini. Beberapa kali kita ramai-ramai berfoto ria, mengabadikan momen yang ada, dengan tentu saja gaya yang bisa dibilang old-skul tetapi mengena dihati.
Kembali ke panginapan, di sela-sela perjalanan kita melewati Pantai Batu Hiu, yang dahulu sering banyak hiu terdampar di pantai tersebut, sehingga dinamakan Pantai Batu Hiu, sebagai tanda nama, dibangun patung Ikan Hiu berukuran raksasa. Pantai ini tidaklah nyaman untuk berenang, pantainya berombak ganas dan hanya cocok untuk melihat bagaimana ombak juga bisa tidak bersahabat.

Sesampainya di pangandaran, menjelang senja kita sempatkan untuk bermain di pantai sambil menunggu sunset berlalu, nuansanya cukup syahdu, bagaimana kita bisa melihat siluet dengan berbagai aktifitas yang orang kerjakan, berlari berkejaran, bersenda gurau, dan bercengkrama. Aktifitas malam setelah makan seafood yang aku sendiri tidak tahan dengan bau amisnya, dilanjutkan dengan menyewa sepeda berkeliling pulau, seru banget, kita berkejaran menggunakan sepeda sampai mau ketabrak mobil.

Waktu menunjukan jam 10 malam, dimana kita menghabiskan waktu di penginapan dengan main kartu, siapa yang kalah akan dapat reward berupa colekan lipstik, dan hasilnya aku yang paling banyak mendapat colekan lipstik tersebut, hasil dari permainan yang memang jarang aku mainkan. Karena capek dan ingat dengan kegiatan esok hari yang lebih menegangkan, akhirnya kita semua tertidur, dengan gangguan tidur yang sampai teriak-teriak yang pas sekali teman tersebut tidur di sebelahku, akhirnya menjadi guyon di hari selanjutnya.

Read Users' Comments (0)

0 Response to "Plesiran ke Pangandaran"