Fokus itu disiplin
Fokus. Sudah beberapa minggu saya mengalami gangguan dengan yang namanya fokus. Saat bekerja, pikiran melang-lang buana ingin nonton film komedi. Saat perkuliahan di kelas berlangsung, tiba-tiba saya membuka netbook dan facebook pun terbuka dengan indahnya. Saat pulang kantor, rencana bersih-bersih, tiba-tiba remote berteriak minta di pegang dan saya akhirnya cuma mandek di depan monitor televisi. Susah. Susah buat fokus dan mengerjakan sesuatu sesuai prioritas.
Pastinya hal ini tidak boleh berlangsung terus-menerus. Mulai saat ini saya harus punya rencana-bukannya yang kemarin lalu saya tidak memiliki rencana, hanya saja selalu kandas dalam implementasi- dan berani berkata HARUS pada diri sendiri. Intinya, saya harus disiplin untuk diri sendiri. Ayo. Saya pasti bisa.
Permasalahannya, saya memiliki semacam gangguan pada keteraturan. Saya tidak bisa melihat sesuatu yang tampak berantakan, tidak teratur, apalagi jauh dari kesan rapi. Banyak waktu saya terbuang untuk memikirkan hal lain saat seharusnya fokus dengan apa yang ada di depan mata saya. Sebagai contoh, hari kerja saya bangun sudah siang, jam 6.30, seharusnya saya bisa langsung mandi dan get-dressed kemudian langsung berangkat ke kantor. Nyatanya, saya melihat buku berserakan di depan televisi, saya melihat piring kotor, saya melihat debu di atas kulkas. Dan, gara-gara hal sepele yang seharusnya bukan menjadi prioritas saat itu, saya terlambat sampai di kantor. Puas? Geregetan itu namanya.
Disiplin. Sepertinya kata itu sungguh keramat buat saya. Saya bisa dengan mudah terganggu dengan hal yang tidak seharusnya. Saat saya harus mengerjakan tugas kuliah untuk di kumpulkan hari esoknya, saya bisa dengan santai menonton televisi, padahal, pikiran dan hati kecil saya meminta untuk berhenti menonton televisi dan kembali saja ke layar netbook sambil mengerjakan tugas, kenyataannya saya plin-plan, sebentar ke monitor televisi, sebentar-atau bisa dibilang sekilas, saya kembali ke monitor netbook. Sungguh sesuatu yang tidak produktif dan merugikan diri sendiri.
Oke. Oke. Jadi sekarang maunya apa?
Begini, ini baru hari ke-sembilan di tahun yang baru, saya tidak boleh begini terus-menerus. Saya harus melakukan resolusi, quick-action yang cukup memadai, tidak perlu yang muluk-muluk, yang penting implementasinya bisa jalan dengan baik.
Bismillah. Mulai saat ini saya akan melakukan segala sesuatu dengan lebih baik, dan HARUS yang terbaik.
Baru beberapa waktu lalu saya membaca buku karangan Margaretha Astaman, after orchard. Buku itu bercerita bagaimana keadaan sosial warga negara Singapore yang dari luar terlihat memukau, pokoknya shiny-brighty begitu. Nyatanya, setelah saya membaca buku itu, saya baru tahu kalau mereka cenderung kaku, selalu diliputi perasaan cemas, dan hal lain yang membuat hari-harinya monoton, layaknya robot yang sudah terprogram. Lain halnya, disiplin warganya memang sudah ada sejak kecil, bahkan sejak orok. Masuk sekolah jam 10 saja, jam 6 sudah siap, amazing bukan? kalau saya sih, masuk kuliah jam 8, baru berangkat dari rumah jam 8.30, sampai kampus jam 9. Makanya saya jauh dari kata disiplin.
Jadi kapan saya disiplin?
Baiklah. Mulai sekarang.
Stop!!!!
Kata "baiklah" menunjuk pada sesuatu yang tidak ikhlas, terkesan untuk menyenangkan diri sendiri, dan pasti hasilnya NIHIL.
Jadi?
Oke. Siap. Saya siap mulai berdisiplin dari sekarang!
Done!!!
0 Response to "Fokus itu disiplin"
Posting Komentar