Pelupa?
Beberapa jam yang lalu saya benar-benar dibuat pusing tujuh keliling. Kunci motor saya lenyap ketika hendak pulang dari sebuah Mal di Bogor. Saya cek satu per satu dalam tas saya, nihil. Kemudian saya coba bertanya pada petugas di tempat parkir, jawabannya sama. Akhirnya saya napak tilas. Saya ulangi perjalanan selama di dalam Mal. ATM, nihil. Salon, nihil. Toko Buku, nihil. Toilet, nihil. Dua kali saya berputar, dan selalu bertanya kepada petugas kebersihan, siapa tahu melihat dan mengamankan, hasilnya sama. Akhirnya saya di sarankan pergi ke sekuriti.
Setelah mengisi formulir dan di adakan tanya jawab prosedur standar saya di yakinkan untuk mencari kembali, ya mencari kembali, sembari petugas keamanan tersebut berkoordinasi dengan yang lain.
Akhirnya saya menyerah setelah berkali-kali berputar di jalur yang sama. Saya kembali ke tempat parkir dimana menurut saya merupakan tempat hilangnya kunci. Ternyata benar dugaan saya, salah seorang petugas kebersihan menyimpannya di loket penitipan barang setelah ditemukan. Saya sedikit janggal dengan petugas parkir yang sama sekali tidak membantu dan kesan yang saya tangkap saat petugas keamanan di parkir bertanya kepada seorang petugas kebersihan yang menemukan kunci tersebut. Datar, tanpa emosi. Saya merasa kalau saya di suruh berputar-putar untuk mencari dahulu sebagai pelajaran atas keteledoran saya.
Kejadian serupa sebenarnya bukan hanya tadi. Ada banyak kejadian yang sebenarnya sepele dan membuat saya kelimpungan. Saya jadi ingat Ibu saya yang memiliki kebiasaan serupa. Lupa naruh sesuatu, atau lupa akan sesuatu. Herannya saya memiliki ingatan yang kuat soal lokasi, pelajaran? dan hal-hal serius lainnya.
Saya pernah meninggalkan kunci motor masih menancap di motor. Saya sering kehilangan kartu parkir. Saya sering ketinggalan kunci rumah di kantor. Saya sering meninggalkan kantor tanpa mengunci loker saya terlebih dahulu. Saya sering tidak membawa dompet. Saya sering lupa meletakkan sesuatu. Hal seperti di atas terlalu sering saya lakukan Namun, tidak demikian dengan tugas kuliah, apalagi tugas kantor.
Seperti saya tulis di atas. Ibu saya juga terlalu sering melakukan hal tersebut. Lupa letak kunci. Lupa akan dompetnya. Lupa akan perhiasannya. Dan banyak hal sepele lainnya.
Apa ini bisa disebut keteledoran?
Saya belum tahu pasti. Melihat terlalu sering saya berhubungan dengan hal tersebut membuat saya semakin risau akan hari tua saya. Apa yang akan terjadi nanti?
0 Response to "Pelupa?"
Posting Komentar