Serbaneka pejalan asia

Dari beberapa kali melakukan perjalanan saya mendapati perbedaan signifikan antara pejalan yang berasal dari asia dan non-asia. 

Pejalan asia juga bisa di bedakan berdasarkan negara atau area. Pejalan dari Jepang biasanya terdiri dari rombongan oma opa yang kaya raya dan tinggal nunggu dikubur, walau demikian gaya mereka sangat elegan dengan topi lebar bagi omanya dan pakaian berwarna pastel, sedang bagi sang opa akan memakai kemeja rapi lengan pendek dan di masukan ke celana panjangnya. Mereka akan bergerombol sesekali keluar rombongan dan mengomentari hal yang menarik menurutnya. 

Lain halnya dengan pejalan dari dataran china, dan semua yang berbahasa mandarin, cantonese atau hokkien. Mereka akan bergerombol dan penuh tawa canda dan mendominasi semua obrolan sepanjang perjalanan. Usia dibawah empat puluh dan kadang suka meributkan arah dengan lainnya. Mereka akan sangat memperhatikan penampilan mulai dari rambut sampai kaki dengan gaya terbaru. 

Bagi pejalan dari Timur Tengah yang seiring naiknya kemakmuran mereka jumlah pejalan sepertinya naik tajam. Dengan seluruh anggota keluarga ikut serta, anak-anak layaknya anak yang lain bersepatu dan baju warna warni. Sang nyonya akan memakai cadar dengan setelan baju di dalamnya sesekali terlihat. Bagi tuannya akan memakai celana olahraga pendek, sepatu keds dan berkacamata hitam cling. Mereka memperlihatkan bagaimana uang bisa melakukan segalanya, menginap di hotel berbintang dengan mobil yang akan mengantar kemana saja dan tentunya berpuluh kopor ekstra besar.

Bagi pejalan asal India, bau tubuhnya yang aduhai tertolong dengan wanginya parfum semerbak bak bunga di taman. Tidak perduli lelaki perempuan, semua wangi menusuk. Bagi perempuan yang kebanyakan sudah emak-emak akan mengenakan pakaian sari dan lelakinya berpakaian sangat rapi licin tersetrika bersepatu kulit glossy. Mereka tidak peduli tempat tujuan, yang penting celana rapi, pakaian warna cerah lengan panjang akan masuk ke celana dan selalu ngomong dengan menggoyang goyang kepala. 

Bagi pejalan Indonesia yang masih di dominasi oleh warga keturunan, mereka akan berpura-pura bukan orang Indonesia apabila didapati di areanya terdapat WNI, mereka akan menggunakan hokkien walaupun tidak bisa dibohongi kadang mereka terlontar elu gue dan kantong kresek. Mereka akan bangga menenteng BB dan begitu sampai di bandara tujuan akan sibuk menelepon keluarga di tanah air. Pejalan dari tanah air biasanya gegar budaya dengan langsung berpakaian super pendek baik itu celana atau rok, dan berkaos tanpa lengan bagi cowoknya. Dandanan mereka layaknya bintang korea, bedanya BB dan elu gue tetap ada di jatidirinya. Dalam perjalanan pulang pun mereka akan membanding bandingkan tempat yang dikunjungi dengan keadaan di Indonesia yang kebanyakan adalah mal dan pamer berapa banyaknya kopor yang dihasilkan.

Bagi saya sendiri tidak ada perbedaan signifikan dengan kehidupan sehari-hari di Indonesia, berkaos celana panjang atau pendek dan berbackpack.

Read Users' Comments (0)

0 Response to "Serbaneka pejalan asia"