Menangis

Semalam saat menonton "dead poets society", aku menangis, menangis saat ikut merasakan kehilangan orang terdekat. Menangis buat aku sendiri menentramkan, lega rasanya setelah menangis. Terkadang saat sepi mendera, ingin rasanya menangis, tetapi memang, menangis tidak bisa diniatkan. Saat malam sepi, curhat kepada yang kuasa, ingin rasa menangis, apa daya tak bisa. 

Aku ingat saat bapakku mangkat saja aku tidak menangis. Entah kenapa terlalu susah mengeluarkan air mata, saat semua orang terdekatku histeris, aku hanya kelu, air mata kering rasanya. 

Lain halnya saat menonton sebuah drama, saat konsentrasi mengikuti jalannya cerita, air mata biasanya ikut leleh. Jangankan sebuah drama, membaca novel saja seringkali meninggalkan jejak air mata.  

Entahlah.

Read Users' Comments (0)

0 Response to "Menangis"