Kini...

Saat melihat foto anaknya yang kecil mungil menggemaskan, hatiku kembali berdesir, apalagi saat ia berpose dengan wajah ayu memangku putri kecilnya, tersenyum, gembira, tertawa. Kemarin saat unggahan fotonya muncul dalam sebuah jejaring sosial, aku terpaku, hatiku berdesir, aku melengos abai, ternyata masih ada perasaan itu. 

Malamnya saat melewati tempat biasa aku menghubunginya, aku gelisah, hatiku mengkal. Tempat itu sungguh membuka kembali sesuatu yang sudah aku usahakan tutup. Di tempat itu, kedai kaki lima, aku biasa menghabiskan nasi goreng sambil tersenyum membaca balasan smsmu, atau tertawa kecil dan bersemu merah saat kamu bercerita kegiatan harianmu.

Aku sadar aku memang terlalu pengecut untuk menyatakan perasaanku saat itu. Aku terlalu takut dengan komitmen. Aku terlalu cinta pada diriku sendiri. Aku tidak mau kenyamanku saat itu berlalu begitu saja. 

Kini, aku hanya berusaha menghapus angan. Seribu angan yang luas terbayang. 

Read Users' Comments (1)komentar

1 Response to "Kini..."

  1. Gading Cempaka, on 6 Maret 2012 pukul 09.16 said:

    lagi galau ya jox? hehehe...it's okay for having a flashback sometimes...to remind us of who we were and things we used to want, yet who we want to be and things we dare to achieve in the future :-)